I'm just bored heard all about some voice, especially someone not important for to talk about.
I'm just bored heard all about some voice, especially someone not important for to talk about.

Jumat, 02 September 2011

The Journey of Life [Look at the sunset moment]


The Journey of Life [Look at the sunset moment]

Mentari tlah menyapa
Dengan sejuta cahaya
Pertanda pagi telah datang
Dan jangan engkau siakan
Waktu yang takkan mungkin kembali

            “Harin, maukah nanti sepulang sekolah kita berjalan kaki?” tanyaku padanya ku harap jawabannya tak mengecewakan nantinya.
“em, boleh” jawabnya seraya tersenyum.
“benarkah? Aku senang sekali xiexie” balasku. Ia mengangguk pertanda setuju.
Syukurlah setidaknya aku dapat membuang waktuku dengan tidak percuma. Sebenarnya motifku mengajaknya berjalan hanya satu, yaitu aku ingin bertemu dengan seseorang. Sungguh aku menyesal telah mengecewakannya,Bukan maksudku untuk mengecewakannya. Aku baru sadar ternyata mencari sahabat sepertinya itu tak mudah. Bahkan sangat sulit. Setiap kali aku selalu teringat akan dia. Sejak aku mengenalnya banyak perubahan yang terjadi padaku. Xiexie. Tapi sayang karena hubunganku dengan orang itu sedang tidak baik.

***
            “Heera, apa nanti kau pulang berjalan kaki?” tanya Moonah membuyarkan lamunanku.
“ah, yaa. Kenapa, kau mau ikut?” aku balik bertanya.
“maaf aku tidak ikut aku naik bus saja, tak apa kan ?” tolaknya ramah.
“tak masalah, mungkin lain kali kau bisa” jawabku ringan seraya mencandainya.
“akan ku usahakan lain kali” jawabnya seraya berpamitan menuju tempat duduknya.
Seperti biasa aku dengan Harin pulang bersama karena arah yang sama. Mesk ia harus berkali-kali naik bis menuju rumahnya.

***
Aku mulai mengenal seperti apa dia itu. Dia orang yang tangguh, sabar, bijaksana, berwibawa meski seorang perempuan, ia orang kuat yang pernah ku kenal. Aku jarang mendengarnya mengeluh, paling tidak hanya berbicara ala kadarnya dan sesuai topik pembicaraannya. Harin suka bahasa Mandarin, aku sendiri senang sekali menyaksikan drama Mandarin khususnya Taiwan. Sangat mendidik karakter, dan menyadarkan tentang apa arti hidup dan arti diri kita sebagai manusia. Setidaknya ambil yang baik dan buang yang buruknya. Setelah berjalan kaki yang cukup melelahkan, akhirnya sampai di tempat biasa menunggu bis selanjutnya yang akan mengangkutnya. Di sini matahari terlihat jelas bulat keoranyean. Aku tersenyum kecil memandangnya.
“aku suka melihat matahari terbenam, kau sendiri bagaimana?” tanyaku pada Harin.
“apalagi jika melihatnya dari sungai, sangat indah” ujarnya membayangkan apa yang ia utarakan.
“iya tapi sayang sungainya keruh, pembiasaan warnanya jadi tidak terlihat” ujarku mmandang sungai keruh yang berada di seberang jalan raya ini.
“yaa, tidak seperti di luar sana sungainya masih jernih” ucapnya menerawang. Iyaa itu memang benar, tapi semoga saja bisa kembali seprti dulu.
“sepertinya sudah sore ayo kita pulang” ucapku seraya melihat ke arah matahari yang mulai tenggelam. Lagi pula tak baik perempuan pulang malam hari, akan banyak bahaya yang mengancam di luar sana.

Melihat sunset sepulang sekolah, jadi teringat kapan terakhir melihat sunset. Sudah lama sekali rupanya, rasanya membuat semangat untuk cepat pulang ke rumah. Baiklah dengan mempercepat langkah aku bisa sampai di rumah setidaknya sebelum gelap. Oh iya tujuanku sebelumnya bertemu dengan teman, tapi sepertinya dia tidak bisa ya sudahlah mungkin di lain kesempatan saja.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar