I'm just bored heard all about some voice, especially someone not important for to talk about.
I'm just bored heard all about some voice, especially someone not important for to talk about.

Rabu, 28 September 2011

I’m not a superhero

I’m not a superhero

I must wake up from my long slept, i just an ordinary human. I’m feel happy when making the other people to smile with the permission. The millions dreams of  my mind always interfere of me. Now, it’s time for thinking about will soon not for the idle or motionless. Thank you for the your’s time, and many jobs.
So, we will be the human. So don’t worry about that. Just quiet of mind and rilex the brain.

I’m haven’t wings to fly in the sky
Haven’t a pair of fin for swimming in the sea
But I have one heart for loving
Allah

This time for me, to do something gonna be oke. Devoting to my parents with my all my ability. For appreciate to the all human in the world are most valuable. Bring into reality my dreams come true into the future.
One words to say “Thank you”
It’s not enough
On what’s your doing until now
For me and they’re

Saying I Love You, just to say words not meaning for me. Because I Love You with, what’s i’m doing this during for you. I know all about you because and I loved you because Allah. Thank you for loving me up till now and forever. I know I can’t giving a someone to valuable for you this time but I’ll be giving my love for you because Allah. Thank you for anything else.

Hear Me

Hear Me

          Please leave me alone, now. For thinking what happen with me. I know you're care me. But don't make me hate you again. Because i can't love and hate you. Just want choose love or hate. Don't tell me again about him. I'm so bored. Because i'm jealous. You have an secret admirer. And you know. Who is him? is loved you.
         You don't know about my self, but thank you with your care during my life.

Senin, 19 September 2011

The Diary's

The Diary’s

16 September 2011
“bahkan anak jalanan di luar sana jauh lebih memiliki kelebihan, karena keterbatasan biaya sekolah mereka berhenti” kata-kata dari ‘Mr. Easy’ itu mengingatkanku akan tentangmu. Kau hebat, kau cerdas tapi karena kesalahan itu jadi membuatmu seperti ini. Maafkan aku, yang menyusahkanmu. “belajarlah yang rajin”. Dalam ucapanmu terdapat harapan dan do’a yang membuatku tak tega membantahnya mengingat betapa besar pengorbananmu untukku selama ini.
“bersyukurlah dengan apa yang hari ini kalian miliki tapi fikirkanlah apa yang akan kalian lakukan untuk masa depan” ucapan Mr.Easy tersirat harapan yang mendalam. Tak terasa aliran sungai menganak di mata dengan tertahan. Aku tak sanggup mengecewakan kalian, maafkan aku. Aku tersadar bahwa upayaku belum cukup sampai di sini. Aku teringat ketika dulu aku terjatuh, dengan hati-hati aku mencoba berdiri dan itu berhasil.
Okay, bantu aku dengan do’amu. Thank you, for the remembering of me.


17 September 2011
Hari ini aku pergi dengannya. Rasanya, sangat menyenangkan. Jika di ijinkan, aku ingin bersamanya lebih lama. Tapi bolehkah? Oya dia ingin ‘ice’, hemm tingkahnya seperti anak kecil. Aneh, sebenarnya yang lebih tua itu siapa ? kenapa aku terlihat seperti ibunya? Hahaha, aneh. Sduahlah bisa jadi gila aku ini. Sudah lama ia menginginkannya tapi aku belum sempat memenuhinya, maaf.
Apa aku terlalu kejam? Aku hanya takut kau akan sakit, lihatlah tubuhmu itu kau sedang sakit dan malah meminta ‘ice cream’. Kau tahu penyakitmu akan bertambah parah. Aku hanya ingin membuatmu tersenyum, di setiap waktu. Maaf tadi aku tak jadi menemanimu pergi, kau jadi sendirian. Aku khawatir apa kau baik-baik saja? Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu.
Jangan membuatku khawatir dengan pergi sendirian. Tunggulah aku tengah belajar, cara melindungimu dan agar kau tak khawatir jika aku pergi sendirian. Rasanya aku ingin menghabiskan waktuku hanya denganmu. Waktu kita yang sempit membuat kita jarang bercengkrama seperti dulu. Maafkan lisanku yang tak mampu menenangkan hatimu, dalam keterpurukan yang menimpa.
Aku hanya ingin kau tahu, aku di sini menemanimu bukan karena kau baik seperti teman. Bahkan kau lebih tinggi dari seorang teman. Aku mencintaimu, dengan izin-Nya. Bukan karena setiap materi yang kau berikan, bahkan sampai kapanpun aku takkan pernah bisa membalas seluruh keikhlasanmu padaku.
  
18 September 2011
Hari ini waktunya pergi bersama lagi. Senangnya jalan bersama pagi ini, di temani dengan sejuknya pagi dan debu knalpot yang masih sedikit. Rasanya ingin setiap hari merasakan embunnya pagi yang segar tiada henti. Langkahmu tak selincah biasanya, tumben ada apa ya?. Ayo kita lanjutkan perjalanan agar cepat sampai. Langkahmu tertatih, tapi berusaha menyembunyikan rasa sakit yang kian mendera.
Apa sebegitu sakitkah rasanya? hingga wajahmu terlihat meringis beberapa kali. Maaf aku tak pernah mengertimu meski beberapa kali mencoba, tapi kurasa itu semua takkan berhasil. Apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu tersenyum?. Aku sedih melihatmu menderita dengan segala keluh derita yang kau rasakan. Tak tahukah kau? Bahwa Allah begitu menyayangimu dengan ujian yang menimpamu agar kau tahu seberapa besar kesabaranmu menghadapi rintangan yang kau hadapi.
Aku teringat ketika do’a dan harapanku terkabul dari-Nya, aku merasakan bahwa Ia dekat bahkan sangat dekat. Hingga tanpa ku sadari apa yang telah terjadi merupakan kehendak dari-Nya. Dengan segala daya upaya, aku percaya kau pasti kuat dengan cobaan itu. Tenanglah, orang-orang terdahulu bahkan sudah merasakannya. Dengan penuh sabar dan tawakkal mereka berhasil. Percayalah bahwa do’a dan usaha mampu menenangkan fikiran yang berkelut.

Time together with you

Aku tak  ikut latihan sore ini seperti minggu lalu, karena aku ingin bersamamu. Aku tahu kau terlihat kecewa dengan keputusanku, tapi hari ini aku ingin menenangkan hatiku yang penuh derita tanpa rasa bersyukur atas semua nikmat rizki yang telah ku terima. Ini sebagai bayaran atas janjiku yang belum lunas padamu. Alhamdulillah, indah rasanya apabila kata itu selalu meuncur di hidupku. Terimaksih ya Allah atas semua yang kau beri tak kurang satu pun, hanya aku yang kurang mensyukuri hidup yang begitu sayang untuk di lewatkan.

Kamis, 08 September 2011

Friendship

Friendship

Dalam sendu dan gembira
Aku teringat akan sosokmu
Sudah lama tak berjumpa
Sudah lam tak bertegur sapa

Tapi kenangan terbaik di waktu bersama
Kan terpahat seperti ukiran
Bukan duri
Bukan parasit

Tapi hadirmu layaknya madu
Terasa manis nan menyehatkan
Kau seperti parfum
Bahkan wangimu jauh melebihi

Dekat denganmu menentramkan jiwa
Mendengar teguranmu aku tersadar
Bahwa engkau peduli denganku
Mendengar kata bijakmu meyakinkanku

Bahwa aku berarti untukmu
Thank you
Kau juga berarti bagiku
You're friendship never forgeted


Senin, 05 September 2011

Ngiik

Ngiik

Ngiik…ngiiik…ngiiik…

Aku terbangun dengan panik, ku lihat Reng masih tidur di bawah telapak kakiku lalu “suara apa itu?”. Ku lihat jam di dinding jarum pendek menunjuk ke angka 2 sementara jarum panjangnya di angka 9. “ma, itu suara apa?” tanyaku pada mama yang tidur sekam ar denganku. “mama tak tahu” ucap mama masih mengantuk.

Maklum di rumah ini hanya ada dua kamar, jadi aku sekamar dengan mama. Aku jadi punya banyak waktu untuk cerita dengannya meski hanya pada waktu malam sebelum tidur. Karena siang mama harus bekerja dari pagi. Ini masih terlalu dini untuk bangun pagi. Sudahlah lebih baik aku tidur lagi. Ku letakkan kepala di atas bantal empuk ini, tapi seperti ada suara lagi.

ngiiik…ngiiik…ngiiik ya aku sudah terlanjur bangun lebih baik aku lihat suara itu berasal dari apa.

“ma, aku keluar lihat dulu itu suara apa” pamitku pada mama.

“ya” balasnya.

Aku bangun dari tempat tidur lalu perlahan membuka pintu dan langsung pergi kea rah sumber suara yang ternyata berasal dari ruang tamu. Aku berjalan hanya dengan penerangan lampu dapur menuju meja televise, aku melongok ke bawah meja tersebut.

“pie, waah kau sudah melahirkan rupanya” kagetku melihat ember biru bulat dengan alas beberapa kain.

Ia menengok seakan mengerti apa yang ku katakan dengan pandangan mata bulat besarnya. Tunggu tadi di ruang tamu ada suara tapi kenapa suara itu sekarang jadi tidak ada?. Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku, dan mendapati suatu benda di lantai. Ku perhatikan benda itu dari jauh, aneh ? apa opi keguguran lagi? Fikirku tentang si kucing orangeku ini. Tiba-tiba… benda itu bergerak ngiik…ngiiik…ngiiik… persis dengan suara yang membangunkaku tadi. Aku kaget dan langsung memanggil mama.

Mama datang karena tadi sempat ku panggil. Aku langsung tahu bahwa itu adalah bayi kucing.

“ma, anak opi jatuh di lantai” aduku pada mama seraya menunjuk bayi kucing kecil tersebut.

Dengan cepat mama mengambil kain lembut lalu mengambil bayi itu dan meletakkannya di ember tempat opi melahirkan.

“Alhamdulillah, untung langsung di pindahkan” ujarku lega pada mama.

“oya, tadi pintu kamar kakak terbuka sedikit mungkin opi masuk ke sana” sambungku lagi.

“mungkin tadi dia bangun untuk memberitahukan bahwa dia sudah melahirkan” ucap mama mengerti.

“mama, itu ?” tanyaku ngeri melihatnya yang masih tersambung dengan pusar bayi itu serta masih ada darahnya.

“itu harus di potong”

“apa dia tak mati nanti ?” tanyaku yang mulai cemas bagaimana jika nanti dia mati. Oh tidak aku sudah terlanjur melihat tahu bahwa bayi kecil ini sudah pernah ada.

“tidak, ini ari-arinya kalau tidak di potong ia akan di makan kucing jantan” terang mama.

“ambilah sesuatu untuk memotongnya” titah mama

“akan ku ambil gunting tapi mama yang memotong ya, aku mau cuci tangan dulu” ucapku mnyerahkan gunting yang sudah ku ambil tadi. Aku menutup mulutku dengan rasa takut. Apa tidak apa-apa?

Kenapa aku jadi takut sesuatu terjadi padanya?. Mungkin karena sudah 2 tahun aku tak melihat kucing melahirkan jadinya aku mulai ngeri. Tentu ini bukan hal biasa, karena ini adalah pertama kalinya dia melahirkan. Sebelumnya dia sudah sering mengandung atau hamil, namun karena dia terlalu aktif sampai-sampai ketika mengandung ia tidak mengurangi aktifitas beratnya seperti berlari dan mengakibatkannya keguguran beberapa kali.

Tapi syukurlah ia melahirkan dengan selamat. Setelah selesai mengurus kelahiran bayi itu ku lanjutkan tidurku, masih pukul setengah 4. Aku tidur saja karena sedang tidak shalat.

***

Wuah sudah pagi saja, oya reng mana ya? Tadi dia tidur di telapak kakiku. Sepertinya dia sudah bangun. Baiklah aku mau lihat opi dan anaknya. Opi sedang menyusui anaknya, haus minum dulu deh. Banyak gelas kotor di meja, siap untuk bermain dengan sabun rupanya gelas-gelas ini. Mama sedang pergi ke pasar berbelanja di waktu aku tertidur pulas tadi.

Setelah selesai aku duduk sebentar.

Owek… Owek… Oweek…

Sepertinya ada suara aneh lagi. Itu bukan suara bayi. Aku berlari ke ruang tamu dan ku lihat seekor kucing hitam yang mau mendekati ember opi. Dia duduk di sana dan muntah-muntah.

IREEEEEEEENG………

End


Jumat, 02 September 2011

The Journey of Life [Thank’s for the say]


The Journey of Life [Thank’s for the say]

Lelah berjalan
Tak urung jua sampai
Meski angin sepoi menyapa
Berharap dedaunan berguguran
Menampakkan sejuknya dunia
                                       
Kota yang hiruk pikuk ini, banyak gedung-gedung bertingkat yang menghiasi penjuru wilayah ini. Taman kecil di tengah jalan yang di tumbuhi rerumputan hijau muda juga tanaman- tanaman penghias sudut kota yang di pagari dengan pagar hijau daun berarsitektur bentuk lingkaran di atas pagar serta lampu taman yang berbentuk lentera terletak di sudut taman. Terlihat di seberang jalan ada pasar tradisional yang menjual berbagai macam sayuran, buah-buahan serta barang kebutuhan pokok sehari-hari. Sementara di sisi lain banyak gedung-gedung bertingkat berdiri kokoh. Dengan arsitektur kuno, seperti zaman dahulu.
Bangunan bertingkat itu merupakan ruko atau rumah toko, banyak barang yang di jual di sepanjang ruko itu terutama barang elektronik seperti tv, radio, dan lain sebagainya. Banyak orang berlalu lalang di tempat ini, ramai, berdebu, panas dan sinar matahari terasa begitu menusuk meskipun tidak berpakaian tebal. Panas terik di siang ini terasa membakar setiap kulit yang terpapar langsung tanpa adanya penyeka seperti payung. Terlalu banyak gedung bertingkat dari pada lahan hijau paru-paru dunia yang sangat di butuhkan di tengah cuaca panas beserta suara bising yang terus membahana.

***
            Siang ini aku berangkat ke sekolah seperti biasa “sendirian selalu begitu, tapi ya sudahlah”  ujarku pada diri sendiri setelah berpamitan dengan ibu. Rasanya ada yang kurang, setiap langkah kaki yang ku ayunkan selalu ada yang mengganjal di hati. Belum lagi di tambah mimpi buruk yang terus menghantui, dan terbawa ke alam bawah sadar. Rasanya beban di kepala serasa hancur luluh lantah berkeping-keping tak dapat di satukan. Ku coba bertanya pada Harin saja setidaknya menghilangkan beban di fikiran.
Sesampainya di kelas aku langsung mendekatinya. “ada yang ingin ku tanyakan padamu boleh ?” Harin membalikkan wajahnya menghadapku mendengarnya dengan seksama lewat tatapan mata yang mencoba memahami apa yang di fikirkan olehku.
“hao [baik dalam bahasa Mandarin]” balasnya.
“em begini, aku sering memimpikan tentang temanku secara terus- menerus, menurutmu apa artinya ya ? tanyaku hati-hati berharap jawaban yang ia lontarkan dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terus  berputar di kepalaku.
Ku perhatikan ia yang tengah berfikir menimang- nimang jawaban apa yang akan ia ucapkan “em ku rasa ada masalah yang belum di selesaikan” jawab Harin hati-hati. SKAK MAT [istilah catur yang berarti tepat sasaran] Seketika aku terkejut dengan jawabannya itu,
“bagaimana kau tahu?” tanyaku bingung. “dari guruku, guruku pernah menceritakannya soal ini” jawabnya tenang tapi terkesan berwibawa.
“kau benar sekali, aku memang belum menyelesaikan masalahku dengannya. Lalu menurutmu bagaimana caranya agar aku bisa melepas rasa bersalah itu?” tanyaku padanya.
“cukup dengan menyelesaikan masalahnya” ucapnya yang sukses membuatku bingung. Tentu saja aku bingung, berbuat salah pada orang yang salah, yang selalu mengulur waktu menyelesaikan masalahnya denganku. Setiap kali mencoba menyelesaikan masalah selalu saja ia menghindar membuat kepalaku bertambah pusing saja. Bagaimana ya? Aku jadi bingung sendiri tapi baiklah sekali lagi di coba dan ini yang terakhir.
“hao, akan aku coba saran darimu. Xiexie [terimakasih] telah memberikan saran padaku”  ucapku mengakhiri percakapan ini.
“ya sama-sama” balasnya di iringi dengan senyum manis.
Baiklah kalau tidak di coba kan tidak tahu. Walau sebelumnya gagal tak apa, kalau yang terakhir ini gagal lagi ya sudah selesai.

***
            Aku mencoba mengirim pesan pada orang itu dan berhasil. Masa bodoh orang itu tak mengerti dan tak membalasnya. Tunggu ada balasannya, yah sudah ku kira jawabannya tidak akan menggembirakan tapi setidaknya orang itu tahu apa yang ku fikirkan tentangnya. Walau dia sedikit lupa ingatan. Tapi xiexie Harin, berkatmu setidaknya satu masalah selesai. Sudahlah lupakan.

***